Sunday, December 20, 2015

Cinta tak pernah mudah


Cinta tak semudah yang kukira
Bukan melihatnya dari jauh dan terus mengharapkannya
Cinta butuh action, seperti perjalanan mengelilingi dunia
Kadang akan sangat sulit, kadang akan sangat mudah
Dan yang sulit bersifat selamanya

Aku mungkin sudah sangat lama menyimpan ini
Dari dirimu yang sinarnya lebih terang
Aku terlihat kuat namun selalu lemah dihadapanmu
Aku mencoba terus tertawa tapi tak sanggup untuk menatapmu

Kau melihatku seperti cicak,
Berjalan di dinding yang kau acuhkan
Atau seperti nyamuk,
Yang mencoba mendekat tapi kau singkirkan
Atau parasit,
Yang akan merusak jalan hidupmu

Mungkinkah cukup sampai disini
Angka yang belum genap untuk terus menunggumu
Karena kutahu sangat mustahil untuk tetap seperti dulu

Berulang kali kututup hati ini dan kubuka untuk orang lain
Kau muncul begitu saja
Dimimpiku, di setiap hariku, di depan mataku
Bisakah kau tetap menghilang?

Hari ini dan yang akan datang
Aku tahu akan sulit untuk mengawasimu
Kau bahagia dengannya, dan aku masih terus memikirkanmu

Di hari pernikahanmu nanti, kapanpun itu
Aku akan menangis, aku akan bahagia
Air mata ini akan habis tak bersisa
Dan saat hal itu tiba, kuharap aku mampu

Ya, cinta tak semudah yang kukira
Dan melupakanmu tak seindah yang kubayangkan
Aku tidak menyerah,
Doaku akan tetap bersamamu
Cinta pertamaku....

Tuesday, November 24, 2015

Masih cerita yang sama

Kemunculan yang pertama setelah hiatus setahun. Lama sekali aku tidak muncul di blog yang sepi ini. Apakah tahun depan akan ramai? Aku tidak akan membayangkan apa-apa sekarang.
Bagiku ini sudah lebih dari cukup, mencurahkan semuanya di tempat ini. Walaupun kadang aku tidak tahu harus memulainya darimana.
Tanganku tidak berhenti menari di atas keyboard saat menyentuhnya. Ingin terus seperti ini dan melakukan ini sampai nanti. Aku tidak pernah dapat sesuatu yang baik saat tanganku jauh dari keyboard. Hari ini aku akan berikan sesuatu yang tumbuh dalam hatiku.

Cerita ini masih cerita cinta yang lama. Tentang cinta pertama yang adalah cinta monyetku. Entah apakah dia masih mengingatku atau tidak, aku tidak peduli. Bagiku saat aku mencintainya itu sudah cukup.

Usiaku sudah tidak muda. Sudah saatnya aku mencari seseorang yang sesungguhnya. Laki-laki yang mampu membuka topengku, mencegahku untuk memakainya lagi, dan menerimaku. Itu sulit, kuakui sangat sulit. Mengingat sikapku pada setiap cowok yang datang, mungkinkah aku akan menemukannya? Tidak!
Aku terus berteriak, suatu saat akan kutemukan cowok itu. 

Pikiranku berkata, "Pasti bukan dia!". 
Tapi hatiku menyangkal, "Dialah orangnya. Tunggu sebentar lagi!"

Saat bersama dengan teman-temanku, imajinasiku menjadi tidak terkontrol. Akankah suatu hari nanti dia akan kembali dan menjadi milikku? Lalu pikiran itu datang. Bayangan saat dia kembali, tetapi menjadi milik salah satu dari temanku. Apa yang harus aku lakukan? Merelakannya? Ini sudah tahun ke-10 aku menyukainya dari jauh. Tidak ada kesempatan lagi untuk aku dekat dengannya.

Seseorang di kepalaku

Jangan, jangan pergi. Enggak, aku harus pergi. Jangan, kalau aku kesana aku bakal jadi bahan omongan. Ayolah enggak bakal ada yang ...