Saturday, February 27, 2016

Melody Yang Samar


Duduk di bukit kecil, menghadap cakrawala ditemani angin sepoi di sore hari membuat pikiranku fresh, seperti bayi yang baru lahir. Hamparan sawah dengan warnanya yang indah, hijau dan hiasan coklat dari ilalang gajah. Hutan kecil yang ditumbuhi pohon-pohon besar menghalangi pandanganku untuk lebih jauh menikmati ciptaan Tuhan ini. Cicitan burung kecil menghantui telingaku, membuatku lupa kalau aku masih hidup.
Tiba-tiba, sesuatu membuyarkan lamunanku. Sesuatu yang lebih indah, yang memaksa masuk ke rongga-rongga telingaku. Aku memperhatikannya lebih dekat. Mendengarkan setiap melody yang tersamar di antara riuhnya daun yang bergesekan. Aku menangkapnya. Keindahan melody yang berasal dari gesekan benda indah berwarna coklat.

Saturday, February 20, 2016

Makhluk bernama 'WANITA'



Benar yang dikatakan banyak cowok kalau cewek itu makhluk yang aneh. Kita nih –bangsa cewek, selalu menuntut lebih ke kalian. Kita gak mau disalahkan dan selalu ingin menang. Padahal sih kita cuman butuh perhatian, support dan ketulusan. Yaa, walaupun kita sering mengecewakan kalian.
Apa yang sebenarnya terjadi adalah cowok cuman butuh kesabaran. Sabar dalam mengerti sifat alami cewek, sabar dalam menghadapi kemanjaan cewek, dan sabar dalam menangani sikap kekanak-kanakan cewek. Susah gak sih? 

Saturday, February 13, 2016

Cinta (monyet) pertamaku

Setiap hari aku melewati jalan yang sama. Setiap hari pula aku bertemu dengan orang yang berbeda. Tempat yang selalu kulihat di pinggir jalan, di depan lapangan tenis yang tidak terpakai. Aku ingat beberapa tahun yang lalu kamu masi berdiri disana. Menunggu seseorang yang bukan aku. Memakai jaket dan topi dan kamu memasukkan tanganmu ke saku. Kupikir kamu kedinginan karena hujan semalam.
Kamu tidak pernah tersenyum. Ditempat itu sambil sesekali jongkok lalu berdiri lagi ketika angkot yang kutumpangi berhenti di depanmu. Seharusnya kamu melihatku, setidaknya melirik ke arahku. Tapi matamu sama sekali tidak menemukanku diantara belasan orang di angkot itu. Begitulah keadaan yang terjadi antara kamu dan aku.

Friday, February 5, 2016

Peramal Kelas A


Hal yang paling menyebalkan adalah pergi ke kantin saat jam istirahat. Kalau bukan karena Amel –pacarku– yang ngajak ketemuan, huh... aku males jalan kesana. Mending ke perpustakaan atau ke lapangan main futsal sama anak-anak.
“Eh, sayang,” kata Amel mulai curhat, “Tau gak, masa’ si peramal bilang kita bakal putus gara-gara kamu suka sama cewek lain. Nyebelin gak sih?”
“Si peramal siapa?” jawabku setengah cuek. Kunikmati saja bakso bu kantin sambil mendengarkan mulutnya mengoceh.
“Itu loh, anak indigo yang pernah aku ceritain itu. Masa’ kamu lupa sih?” Amel memonyongkan bibirnya.
Dari sejuta ocehannya, mungkin yang masuk ke ingatanku cuman seputar pelajaran, film dan hobby shoppingnya. Aku mengangguk pura-pura ingat. Bakso bu kantin lebih menarik perhatianku daripada ceritanya tentang si peramal itu.
“Kamu dengerin aku gak sih?”
“Huh? Ya, denger sih. Tapi disini kan rame, jadi agak kurang jelas gitu!”
Mulut Amel semakin monyong. Dia kelihatan kesal, kayak kambing yang mau disembelih. Aku tersenyum melihatnya. Mungkin ini yang kusuka darinya. Caranya mengekspresikan kekesalannya itu begitu lucu dimataku. Bukannya mengumpat tapi memonyongkan bibirnya seperti platipus. Hahaha... pipinya yang menggembung membuat wajah chubbynya semakin menggemaskan. Kucubit pipi bakpao itu sampai Amel mengeluarkan suara manjanya.
“Jadi kamu percaya?” kataku menanggapi.
“Enggak lah! Dia kan anak aneh yang lebih suka ngomong sendiri. Apa semua anak indigo kayak gitu ya?” kata Amel, menyeruput kuah baksoku.
“Mungkin. Aku gak pernah punya temen anak indigo.”
“Tapi nih ya, apa yang keluar dari mulutnya itu beneran terjadi loh sayang!” wajah Amel mulai serius, “Kemarin dia ngomong gini ke bu Janet, ‘Ibu jangan ke kamar mandi, nanti ibu jatuh!’ dan kamu tau sendiri kan apa yang terjadi sama bu Janet selanjutnya?”

Seseorang di kepalaku

Jangan, jangan pergi. Enggak, aku harus pergi. Jangan, kalau aku kesana aku bakal jadi bahan omongan. Ayolah enggak bakal ada yang ...