Thursday, December 25, 2014

Kucing pun tahu

 

Malam ini, tampak cerah dengan hadirnya bulan. Dia bersinar lebih terang dari biasanya. Ukurannya lebih besar walaupun bentuknya tidak sempurna. Dia memang indah. Tapi siapa yang sangka bahwa dia tidak sempurna. Cahaya itu bukanlah miliknya. Dia hanya menerima cahaya dari matahari lalu memantulkannya ke bumi. Semacam amanah dari sang surya untuk menerangi malam ini.
 
Seekor kucing dengan garis-garis berwarna hitam melintas. Dia mengeong ke arahku. Matanya sayu seakan memperingatkanku agar tidak mengosongkan pikiran. Ya, aku melamun. Sesuatu mengganggu pikiranku. Bukan tentang bulan atau kesendirianku.
Kucing itu mendekat, duduk di pangkuanku. Seolah ingin memelukku, namun dia hanya seekor kucing. Tangannya tak akan sampai melingkari tubuhku. Aku tertawa lalu menggendongnya. Ini pertama kalinya aku begitu dekat dengan hewan menggemaskan itu. Kami melamun bersama.
Sebuah garia khayal menyambungkan pikiranku dengan kucing itu. Seolah dia tahu apa yang aku rasakan. Suaranya seakan mengisyaratkan jawaban yang aku butuhkan. Pernahkan kalian rasakan sensasi itu? Bicara dengan seekor binatang? Hahaha... Itu sangat menyenangkan.
Langit yang sangat cerah membuat bintang-bintang tampak menghilang. Itu sedikit membuatku kecewa, tapi biarlah. Cahaya bulan yang sangat terang lebih indah. Malam tidak seperti malam. Dan petang tidak terlalu kelam. Aku bisa tidur dengan nyaman. Dan kucing itu, "Good Night!", kataku sambil mengelusnya di pangkuanku. Kami tidur bersama ditemani beberapa Watt sinar bulan itu.

No comments:

Seseorang di kepalaku

Jangan, jangan pergi. Enggak, aku harus pergi. Jangan, kalau aku kesana aku bakal jadi bahan omongan. Ayolah enggak bakal ada yang ...