Tuesday, April 1, 2014

Masih Cinta


Cinta adalah kata-kata paling mematikan di dunia ini. Sihir paling menakutkan, dan santet paling membahayakan selama ini. Cinta itu sperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Hanya gara-gara cinta, nyawa orang bisa melayang. Tengok saja kasus Ade Sara dan Mia. Mereka meregang nyawa di tangan cinta lamanya dengan alasan masih cinta.


Gue bukan pemuja cinta. Gue merasa tercukupi dengan cinta yang gue punya. Toh mereka berhak tidak mencintai gue seperti gue mencintai mereka. Masih ada keluarga yang menemani gue dengan tulus atas dasar cinta.


Menoleh ke tulisan gue tentang Cinta Pertama. Munafik kalau gue sudah bisa move on dari dia. Cowok nyebelin yang sudah mencuri kunci gembok hati gue. Akibatnya sekarang gue tidak bisa membuka hati gue buat cowok lain.



OMG, itulah kenapa gue beri judul Masih Cinta. Karena gue memang masih cinta. Meskipun terkadang ada cowok lain yang gue suka, ujung-ujungnya selalu dia. Ibarat bertamu ke rumah orang. Ujung-ujungnya pasti pulang.


Cinta itu aneh. Perasaan paling absurb yang pernah gue tahu. Rasa paling ambigu sekaligus tidak berdasar. Sampai sekarang gue belum tahu kenapa gue jatuh cinta sama dia. Bahkan menobatkannya sebagai Cinta Pertama. Atau mungkin memang karena ‘Tetesan Air Mata’ itu? (Ups... Correct, tulisan gue mengenai cinta pertama gue judulnya ‘Sebuah Air Mata’)


Guys, kita boleh mencintai tapi jangan berlebihan. Dia memang cinta pertama gue, tapi bukan berarti dia cinta terakhir gue. Suatu saat nanti, gue yakin akan menemukan cinta sejati (baca: jodoh) gue. Siapapun itu, dialah yang terbaik buat gue.


Bertahun-tahun (sampai detik ini berarti 8 tahun) gue simpan perasaan ini. Ada kalanya gue jenuh dan mencari cinta yang lain. Tetapi pada akhirnya gue juga akan pulang ke cinta pertama gue. Cowok yang sekarang menjadi vokalis and gitaris sebuah band (Gue doain bandnya bisa terkenal). Intinya gue ‘Masih Cinta’.





Begitulah perasaan gue yang Masih Cinta. Ingat, ini hanya ocehan remaja galau. Apabila ada kesamaan dalam penulisan, hanyalah kebetulan semata.


 So, think again and sorry for the mistake. Thank you and Bye Bye....

Salam galau.




NB. Kalian boleh menentang tulisan ini dengan syarat berikan alasan yang logis dan jangan munafik.



No comments:

Seseorang di kepalaku

Jangan, jangan pergi. Enggak, aku harus pergi. Jangan, kalau aku kesana aku bakal jadi bahan omongan. Ayolah enggak bakal ada yang ...