Monday, May 12, 2014

Kejantanan Pria – Pasca Khitan

Seperti yang kalian ketahui, gue cewek dan sangat intim membicarakan masalah kejantanan Pria. Butuh persiapan mental nih, itulah sebabnya gue jarang nulis akhir-akhir ini. Hehhehehe... Alay deh gue. Yang sebenarnya terjadi adalah gue baru putus. Hahaha... Bukan jamannya galau keleesss. Serius ini beneran :’( 

Kembali ke topik utama. Hal tabu buat gue menulis tentang cowok. Because you know why? (Baca cepet biar greget Hahaha...). Gue cewek dan masih remaja. Bagaimana gue tahu apa itu kejantanan pria? Tapi disini gue tidak akan membahas hal-hal berbau pornografi atau apapun itulah.

Gue punya adik cowok, namanya Viko dan dia baru saja melewati fase penting dalam kehidupannya. Sebuah masa dimana kejantannya akan dimulai. Masa dimana cowok membuka kehidupan barunya sebagai pria dewasa. Yah, KHITAN.

Sekali seumur hidup, semua cowok di dunia (terutama moeslem) pasti melakukannya. Karena hukumya wajib bagi laki-laki yang mampu. Khitan atau sikumsisi (inggris: circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh penutup depan dari penis (sumber: wikipedia). Dan disinilah awal dari kejantanan seorang pria.

Viko sudah 13 tahun. Masa yang cukup mampu melakukan khitan. Awalnya Viko menolak mentah-mentah. Dia masih takut akan hal-hal yang tidak diinginkan. Gue sebagai kakak yang baik membujuknya. Dan akhirnya dia mau. Tentu saja dengan balasan gue harus membelikan dia HP baru. Ya Allah kenapa gue lagi yang kena? It’s OK.

Seminggu berlalu dan Viko melakukan hal-hal yang menurut gue awam buat cowok. Jujur ini pertama kalinya gue paham apa itu Khitan. Paham yang benar-benar paham.

Setiap sejam sekali adik gue selalu melihat tititnya. Entah apa yang mendasari dia berbuat begitu. Apakah Viko merasakan hal yang berbeda dengan tititnya? Gue cewek dan gue nggak mencoba mencari tahu. Walaupun akhirnya gue bertanya “Ngapain elo liatin itu mulu???”

Dan Viko pun menjawab dengan lantangnya “Geli kakak!”

Ya Allah Ya Robb Apanya yang geli??? Apa hubungannya khitan dan geli?? Masya Allah Kenapa gue penasaran?

Menurut pandangan gue, khitan itu sakit. Tapi KENAPA INI GELI?

No Problem, gue berpikir positif. Gue bertanya pada kakek buyut gue, Mbah Google. Kata kunci yang tepat adalah ‘HUBUNGAN GELI DAN PASCA KHITAN’. Dan gue menemukan laptop gue hang. Because you know why? Paket data gue habis. Hehehe... Just Kidding...

Gue mencoba berpikir realistis. Pada dasarnya khitan adalah memotong kulit luar dari kemaluan. Secara otomatis akan terjadi perubahan bentuk dari yang sebelum di potong menjadi sesudah dipotong. Mungkin perubahan bentuk itu yang membuat adik gue geli. Seperti cewek yang mengalami beberapa perubahan di tubuhnya setelah menstruasi.

Ok, Fix. Sedikit logis. 

Gue berusaha tenang, “Udah nggak usah diliatin. Biasa aja!”

“Titit titit siapa? Terserah gue lah!”

“Idih dibilangin nggak mau. Yaudah terserah! Kalau titit elo malu terus mungsret bukan urusan gue!” balas gue dengan perasaan nggat terima.

“Emang bisa?”

“Bisa lah! Cewek aja kalau elo liatin terus bisa malu, kenapa titit elo nggak?”

“Titit gue fine fine aja kok!”


“Tahu darimana?”

“Buktinya nggak mungsret!”

Bener juga sih. Stop!!! gue nggak liat apa-apa. Sumpah. Gue hanya berpikir logis. Apa hubungannya titit yang diliatin sama mungsret? Ya Allah Ya Salam... Adik gue tambah dewasa.

“Terus kenapa diliatin mulu’?” kata gue melanjutkan percakapan gue. 

“Gue takut nggak jadi, kak!” jawab adik gue santai.

“APANYAAA??” balas gue histeris. Kepala menghadap ke atas dan mata melotot. 

“Tititnya!”

“Euuhhh,,, Ngacoo! Sampai kapanpun titit akan jadi titit, nggak akan jadi berlian!”

Percakapan gue semakin aneh. Gue memilih pergi. Karena kalau dilanjutkan akan diblacklist tulisan gue.

Ada informasi tentang ritual khitan di sebuah suku Aborigin yang terbilang menjijikan. Proses khitan sama, hanya saja tidak memakai alat semacam klam atau apapun itu. Tapi setelah proses pemotongan kulit kelamin selesai, si empunya titit harus menelan tanpa mengunyah kulit itu. (sumber: pulsk)
Euh... Menggelikan sekaligus...menjijikkan. Entah apa tujuannya. Apakah dengan menelan, hasilnya akan memuaskan? YA Allah Ya Salam gue jadi keinget kata-kata adik gue ‘Gue takut nggak jadi, kak!’.

Begitulah perasaan aneh adik gue pascakhitan. Saluuttt....menjaga nilai estetika dalam dirinya. Apabila ada kesamaan dalam penulisan, hanyalah kebetulan semata. Ambil positifnya jangan ambil bagian SARAnya.

 So, think again and sorry for the mistake. Thank you and Bye Bye....
Salam khitan. Oops... Salam dewasa.

NB. Kalian boleh menentang tulisan ini dengan syarat berikan alasan yang logis dan jangan munafik.

No comments:

Seseorang di kepalaku

Jangan, jangan pergi. Enggak, aku harus pergi. Jangan, kalau aku kesana aku bakal jadi bahan omongan. Ayolah enggak bakal ada yang ...