Seperti
yang kalian ketahui, gue cewek dan sangat intim membicarakan masalah kejantanan
Pria. Butuh persiapan mental nih, itulah sebabnya gue jarang nulis akhir-akhir
ini. Hehhehehe... Alay deh gue. Yang sebenarnya terjadi adalah gue baru putus.
Hahaha... Bukan jamannya galau keleesss. Serius ini beneran :’(
Kembali
ke topik utama. Hal tabu buat gue menulis tentang cowok. Because you know why? (Baca cepet biar greget Hahaha...). Gue cewek
dan masih remaja. Bagaimana gue tahu apa itu kejantanan pria? Tapi disini gue
tidak akan membahas hal-hal berbau pornografi atau apapun itulah.
Gue
punya adik cowok, namanya Viko dan dia baru saja melewati fase penting dalam
kehidupannya. Sebuah masa dimana kejantannya akan dimulai. Masa dimana cowok
membuka kehidupan barunya sebagai pria dewasa. Yah, KHITAN.
Sekali
seumur hidup, semua cowok di dunia (terutama moeslem) pasti melakukannya.
Karena hukumya wajib bagi laki-laki yang mampu. Khitan atau sikumsisi (inggris:
circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh
penutup depan dari penis (sumber: wikipedia). Dan disinilah awal dari
kejantanan seorang pria.
Viko
sudah 13 tahun. Masa yang cukup mampu melakukan khitan. Awalnya Viko menolak
mentah-mentah. Dia masih takut akan hal-hal yang tidak diinginkan. Gue sebagai
kakak yang baik membujuknya. Dan akhirnya dia mau. Tentu saja dengan balasan
gue harus membelikan dia HP baru. Ya Allah kenapa gue lagi yang kena? It’s OK.
Seminggu
berlalu dan Viko melakukan hal-hal yang menurut gue awam buat cowok. Jujur ini
pertama kalinya gue paham apa itu Khitan. Paham yang benar-benar paham.
Setiap
sejam sekali adik gue selalu melihat tititnya.
Entah apa yang mendasari dia berbuat begitu. Apakah Viko merasakan hal yang
berbeda dengan tititnya? Gue cewek
dan gue nggak mencoba mencari tahu. Walaupun akhirnya gue bertanya “Ngapain elo
liatin itu mulu???”
Dan
Viko pun menjawab dengan lantangnya “Geli kakak!”
Ya
Allah Ya Robb Apanya yang geli??? Apa hubungannya khitan dan geli?? Masya Allah
Kenapa gue penasaran?
Menurut
pandangan gue, khitan itu sakit. Tapi KENAPA INI GELI?
No
Problem, gue berpikir positif. Gue bertanya pada kakek buyut gue, Mbah Google.
Kata kunci yang tepat adalah ‘HUBUNGAN GELI DAN PASCA KHITAN’. Dan gue menemukan
laptop gue hang. Because you know
why? Paket data gue habis. Hehehe... Just
Kidding...
Gue
mencoba berpikir realistis. Pada dasarnya khitan adalah memotong kulit luar
dari kemaluan. Secara otomatis akan terjadi perubahan bentuk dari yang sebelum
di potong menjadi sesudah dipotong. Mungkin perubahan bentuk itu yang membuat
adik gue geli. Seperti cewek yang mengalami beberapa perubahan di tubuhnya
setelah menstruasi.
Ok, Fix. Sedikit logis.
Gue berusaha
tenang, “Udah nggak usah diliatin. Biasa aja!”
“Titit
titit siapa? Terserah gue lah!”
“Idih
dibilangin nggak mau. Yaudah terserah! Kalau titit elo malu terus mungsret
bukan urusan gue!” balas gue dengan perasaan nggat terima.
“Emang
bisa?”
“Bisa
lah! Cewek aja kalau elo liatin terus bisa malu, kenapa titit elo nggak?”
“Titit
gue fine fine aja kok!”
“Tahu
darimana?”
“Buktinya
nggak mungsret!”
Bener
juga sih. Stop!!! gue nggak liat apa-apa. Sumpah. Gue hanya berpikir logis. Apa
hubungannya titit yang diliatin sama mungsret? Ya Allah Ya Salam... Adik gue
tambah dewasa.
“Terus
kenapa diliatin mulu’?” kata gue melanjutkan percakapan gue.
“Gue
takut nggak jadi, kak!” jawab adik gue santai.
“APANYAAA??”
balas gue histeris. Kepala menghadap ke atas dan mata melotot.
“Tititnya!”
“Euuhhh,,,
Ngacoo! Sampai kapanpun titit akan jadi titit, nggak akan jadi berlian!”
Percakapan
gue semakin aneh. Gue memilih pergi. Karena kalau dilanjutkan akan diblacklist
tulisan gue.
Ada
informasi tentang ritual khitan di sebuah suku Aborigin yang terbilang
menjijikan. Proses khitan sama, hanya saja tidak memakai alat semacam klam atau
apapun itu. Tapi setelah proses pemotongan kulit kelamin selesai, si empunya
titit harus menelan tanpa mengunyah kulit itu. (sumber: pulsk)
Euh...
Menggelikan sekaligus...menjijikkan. Entah apa tujuannya. Apakah dengan
menelan, hasilnya akan memuaskan? YA Allah Ya Salam gue jadi keinget kata-kata
adik gue ‘Gue takut nggak jadi, kak!’.
Begitulah
perasaan aneh adik gue pascakhitan. Saluuttt....menjaga nilai estetika dalam
dirinya. Apabila ada kesamaan dalam penulisan, hanyalah kebetulan semata. Ambil
positifnya jangan ambil bagian SARAnya.
So, think again and sorry for the mistake.
Thank you and Bye Bye....
Salam khitan.
Oops... Salam dewasa.
NB.
Kalian boleh menentang tulisan ini dengan syarat berikan alasan yang logis dan
jangan munafik.
No comments:
Post a Comment