Mungkin, menurutku saja, sahabat adalah sosok
istimewa yang mengerti diri kita seutuhnya. Mulai dari sifat, hobby, sikap,
sampai kemana arah pikiran kita. Bisa dibilang sahabat adalah satu-satunya yang
tahu rahasia terbesar kita seperti orang yang kita suka misalnya. Hahaha...
orang yang kita suka bukanlah suatu rahasia bagiku, tidak! Itu hanya sejumput
kotoran kecoak yang tidak sengaja masuk ke vacum cleaner.
Sahabat, yang sebenarnya –masih menurutku,
hanyalah bayangan. Benda hitam yang mengikutiku kemana-mana. Sahabat adalah
bayang-bayang dari rasa takut. Seperti penguntit yang tidak berasa, berbau, dan
tidak terlihat. Sesuatu yang tidak akan kutemui di google map. Aku lebih suka
memanggil mereka, the fucking one. Hanya orang bodoh yang masih percaya
apa itu sahabat. Mencari arti dari sebuah persahabatan.
Saat SD, aku masih kecil dengan kepolosan yang
luar biasa. Saat aku SMP dengan keingintahuan yang menggunung. Saat SMA dengan
kenakalan yang meluap-luap. Tidak kutemukan apa yang dinamakan sahabat. Kalau
kubilang sih itu cuman sebuah kata yang kalau kalian cari di KBBI artinya
seperti ini : sa-ha-bat n kawan; teman; handai:.... dan
seterusnya dan seterusnya. Gak lebih dari itu.
Benarkan
aku kalau aku salah! Aku
tidak percaya apa yang disebut sahabat. Tidak ada sahabat, tidak ada
persahabatan. Itu semua hanya kejahatan yang diperhalus. Mereka menusukku dari
belakang sebelum mereka sadar mereka sudah melakukannya. Aku... lebih percaya
pada siapapun yang menjadi lawanku. Mereka yang menyerangku dari depan dan
berteriak akan menghancurkanku. Ya, merekalah orang-orang yang dekat denganku.
Oopps,
aku lupa tentang 3 orang di masa laluku. Mereka yang, kalian tahu, selalu
bersamaku. Bercanda dan terus menyindirku. I hate them. Mereka
menyadarkan aku tentang betapa rendahnya aku di hadapan mereka. Setiap waktu,
aku berusaha menunjukkan siapa diriku. Tapi mereka tidak sadar akan hal itu,
atau pura-pura tidak peduli. Sekarang kemana mereka? Menghilang seperti apa
yang sudah kuprediksikan. Melupakan aku seperti aku tidak pernah ada. Ya,
mungkin mereka tahu saat bertemu tapi... hanya saat kami bertemu. Setelahnya,
hilang dan terlupakan.
Ooh, aku
melupakannya lagi. 5 orang lain di masa laluku. Beberapa minggu setelah 3 orang
tadi. Setidaknya mereka lebih baik walaupun perlakuan mereka tetap sama. Tidak
dianggap dan tersudutkan. Setiap waktu aku berusaha menang dari mereka. Tapi
yang kudapat adalah semakin tinggi aku berdiri, mereka semakin menjauh. Semakin
tinggi aku mendaki, mereka semakin tidak terlihat. Meninggalkan aku di
ketinggian yang tidak bisa kulalui seorang diri. Mereka tidak hilang, hanya
tidak terlihat.
1 orang
lain di waktu yang lain, datang dengan polosnya. Keceriaan yang membawaku pada
titik dimana aku bisa percaya apa itu sahabat. Sampai sekarang. Tidak! Dia
bukan apa yang disebut sahabat. Hanya seseorang yang masih mengingatku,
menyadari keberadaanku, bersamaku di kentinggian yang berbeda, terlihat, tidak
memaksaku untuk menang atau memaksaku untuk menunjukkan siapa aku. Dia tahu
dengan sendirinya, mengerti akan diriku sepenuhnya. Orang yang aku tidak bisa
menyembunyikan apapun darinya.
Hahaha...
aku tetap tidak percaya apa yang disebut sahabat.
Saat
ini, ketika jari-jariku menari diatas keyboard. Aku menyadari sesuatu yang
pernah aku percaya. Orang bodoh yang mencari arti persahabatan dan orang bodoh
yang percaya apa itu sahabat... akulah orangnya. Aku orang bodoh itu. Yang
kumaki dimasa lalu yang akhirnya kecewa. Akulah orang bodoh yang tidak percaya
pada siapapun. Mengandalkan diriku yang tidak bisa apa-apa, yang buruk dalam
segala hal.
Apa yang
ingin aku tunjukkan pada 3 orang itu? Apa yang ingin kumenangkan dari 5 orang
itu? Hanya 1 orang yang bisa menjawabnya. 1 orang yang dulunya tidak kupercaya.
1 orang yang dulunya kumaki, kurendahkan, kuasingkan di kotak kecil di bawah
tanah di dalam istana pikiranku. 1 orang yang sekarang kusebut sahabat. The
fucking one are called SAHABAT. Huh, puaskah kalian menyalahkan
aku?
Sekarang,
aku menemukan 4 orang lainnya. Yang mungkin suatu saat nanti kusebut sahabat. 4
orang yang belum saling mengenal satu sama lain. Aku percaya mereka. Aku ingin
mereka selalu ada disampingku, mendaki bukit yang sama dengan tujuan berbeda. Terbang
dari ketinggian yang sama di tempat yang berbeda.
Untuk
kalian yang ada di tulisan ini.
No comments:
Post a Comment