Tuesday, March 18, 2014

Tata Cara Memilih Caleg


Hohoho... 

April mendatang bangsa Indonesia bakal ngadain yang namanya PEMILU LEGISLATIF. Pemilu yang bertujuan untuk memilih wakil rakyat. Nggak tanggung-tanggung para partai politik dan caleg (calon legislatif) mengerahkan seluruh usahanya untuk menarik simpatisan agar menang dalam pemilu dengan berkampanye.

Pada tahun 2014 peserta pemilu legislatif diikuti oleh 15 partai politik. Dan pesertanya bejibun banyaknya. Lucunya mereka berasal dari profesi yang beragam yang kayaknya nggak begitu nyambung dengan politik. Salah satunya profesi sopir angkot. Bukannya meremehkan, menjalankan amanat rakyat tidak semudah menjalankan angkot bung.

Sangking banyaknya peserta pemilu, gue sebagai rakyat yang bertanggung jawab pastinya anti golput bingung mau pilih siapa. Kalau orang tua gue ada yang jadi caleg, pasti gue coblos beliau. Kalau temen deket gue yang ikutan jadi caleg, gue juga bakal coblos dia. Ekh, Golput donk gue kalau gue coblos semua. Yang jelas gue mungkin bakal nyoblos mereka yang gue kenal. Tapi kalau nggak ada yang gue kenal, gue nyoblos siapa? Alamak... #tamparMuka.

Semaleman gue nggak bisa tidur. Mikirin strategi apa yang harus gue lakuin buat nentuin pilihan gue. Gue buka peta Indonesia, gue letakin mainan tentara-tentaraan mini punya adik gue. Tentara gue taruh di Profinsi Papua buat ngelindungi kolam emas Indonesia dari PT.Bebas(Free)Trans(Port). #lebayKampung nggak ada hubungannya bego.

Di suatu tempat yang amat sangat kramat. Hanya gue seorang, bermeditasi sambil menutup mata dan ngeden. Di kamar mandi (waktu gue lagi PUP). Jya jya... Ini dia cara jitu memilih caleg ala @erika_ulan. 

1.       Sebagai warga yang baik, gue harus terdaftar sebagai pemilih yang bertanggung jawab. Gue periksa biodata gue ke RT/RW agar sesuai dengan KTP. Kalau perlu gue tambahin hoby, cita-cita (jadi presiden) atau pesan dan kesan menjadi pemilih.

2.       Waktu hari H, gue datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) terdekat. Baca doa sebelum berangkat biar nggak salah nyoblos tangan gue sendiri. Atau gue nggak sengaja nggaruk pantat gue yang gatal pake paku coblosan.

3.       Sampai di TPS, gue mengucap salam lalu berjabat tangan sama petugas TPS, biar lebih akrab. Kalau perlu gue kasih kado palu coblosan. Jaga-jaga kalau paku yang tersedia patah atau dicopet orang.

4.       Saat nama gue dipanggil, gue maju, ambil surat suara dan berpidato di depan panitia dan peserta pemilih lainnya. Mengucap syukur karena dipercaya oleh bangsa Indonesia sebagai pemilih yang budiman.

5.       Gue masuk ke bilik dan mengingatkan diri gue kalau ini bukan kamar mandi atau MCK. Jangan sampai gue buka celana lalu jongkok. Atau yang lebih parah sambil ngeden.

6.       Gue buka surat suara. Gue perhatiin lambang partai politik, mana yang warnanya sesuai dengan kepribadian gue. Atau gue cari foto caleg yang bergaya selfie, unyu, lucu and ngegemesin, kayak Nabila JKT48.

7.       Setelah itu gue coblos tepat di hatinya. Pelan-pelan jangan sampai dia kesakitan dan mati. Gue kan nggak mau dipenjara gara-gara nyantet tuh caleg.

8.       Gue keluar dari bilik. Masukkin kertas suara ke tempat yang lebih mirip celengan ayam sambil tersenyum lega karena gue nggak salah nyoblos tangan gue pake paku.

9.       Terakhir gue celupin jari kelingking gue ke tinta warna ungu kebiru-biruan. Gue berpikir kalau buka lapak snailArt disini pasti laku banget. Mereka lebih milih lapak gue ketimbang nyelupin satu jari yang hasilnya bakal kayak abis garuk-garuk upil.

Gimana? Patut ditiru? Gue jamin sebelum nyoblos elo udah diusir duluan sama panitia. Tapi buat yang snailArt patut dicoba. Kali aja menguntungkan.

Intinya adalah jangan pernah mau Golput. Siapapun pilihan kita, patut kita doakan agar terhindar dari godaan politik. Korupsi atau makan gaji buta. Buat para caleg, jalankan amanah rakyat apapun profesi anda sebelumnya. Jangan cuma mau duitnya nggak mau susahnya. Hehehe....

Wellcome Pesta Rakyat Pemilu 2014

Bye... Bye...

No comments:

Seseorang di kepalaku

Jangan, jangan pergi. Enggak, aku harus pergi. Jangan, kalau aku kesana aku bakal jadi bahan omongan. Ayolah enggak bakal ada yang ...